Pengamatan di Tk kampus


Oleh : Bambang Sutrisno
Sebut saja namaku sutis, siang ini aku dan teman-teman ditugaskan untuk mengamati anak –anak yang ada di tk (taman kanak-kanak) dekat aku kuliah. Ya di tempat itu aku dan teman-teman di tugaskan untuk mengamati salah satu siswa atau guru yang ada di tk tersebut, untuk membuat sebuah karangan atau paragrap narasi oleh dosen pembimbingku. Waktu telah menunjukan jam 10 lewat. Aku dan temanku sudarmono kami pergi keluar untuk mengamati aktivitas di tk itu. Wah… perutku terasa lapar akupun mengajak temanku untuk membeli makanan, ya… maklumlah aku belum makan dari pagi. Seusai membeli makanan ringan untuk mengganjal perut, kamipun beranjak kembali untuk mengamati aktivitas di tk itu. Sambil berjalan menuju tk itu temanku menemukan sebuah ide ia mengajak ku ke sudut kampus dan duduk didekat pintu masuk sebuah toilet yang berada di sudut kampus tempat kami kuliah. Disana, aku mulai mengambil kursi yang berada di dalam ruangan yang tidak jauh dari toilet. Akupun duduk dan mulai mengamati aktivitas yang ada di tk itu. Sesekali aku menoleh ketempat lain. Sementara itu, mono ia asik memerhatikan seorang cewek yang mengenakan baju merah yang duduk sendirian di sudut kampus.
“hai… jangan diliatin aja…” tegurku
“tris kira-kira cocok gak kalau dia itu kita amatin trus kita buat karangan…?” tanyanya dengan semangat
“cocok-cocok aja…” jawabku menyemangatin
Kamipun kembali menjalankan tugas kami masing-masing.
“waduh…” keluhku kesal
Sebab dari tadi yang aku perhatikan tidak mampu aku ungkapkan dalam bentuk tulisan. Namun, akupun terus berusaha kulihat sekelompok anak-anak yang berbaris rapi keluar dari ruangan satupersatu dan mencuci tangannya di keran yang ada di depan ruangan itudan di damping oleh seorang gurunya. Akupun mulai memperhatikan salah satu anak yang paling depan dan mulai kutuliskan ke atas kertas putih yang ada di hadapanku. Tiba-tiba kosentrasiku buyar aku tak mampu menuliskan kata-kata yang ada di benahku. Akupun mengurung niatku untuk menuis kan argument tentang anak tersebut.
Mualai kualihkan perhatian dari anak itu ke gurunya, akupun mulai mengamati apa-apa saja yang dilakukan oleh gurunya tersebut. Namun, itu juga tetap tidak mampu ku susun dalam bentuk tulisan. Akupun telah merasa bosan, mualialah aku beranjak dari tempat dudukku dan menghampiri mono teman yang bersamaku.
“eh… udah sisp…?” ku bertanya
“sikit lagi” jawabnya tenang
Wah… mendengar jawaban itu aku mulai tak tenang, akupun kembali lagi ketempat dudukku dan mencoba menulis kembali. Namun, tidak mampu juaga aku ungkapkan dalam bentuk tulisan. Hingga ahirnya akupun menghela napas panjang danku hembuskan perlahan-lahan, dan muali kuperhatiakan ke seluruh ruangan yang ada di tk itu. Terlihat olehku anak-anak yang sedang makan bersama,ada yang berlarian keluar, ada yang sedang asik bernyanyi, ada yang tidur dan bermacam-macam tingkahlaku anak-anak yang ada di tk itu, dan kutolehkan pandanganku ke kiri disana terlihat sosok guru laki-laki yang sedang asik memegang-megang rantai dan ban motornya dan di kelilingi oleh anak-anak yang terlihat heran, tetapi apalah “itukan anak-anak” kataku dalam hati.
Kualihkan lagi pandanganku kesebuah toilet yang ada di tk itu, terlihat seorang anak yang tidak mengenakan celana berlari masuk kedalam toilet. Akupun mulai tertarik kembali memerhatiak anak tersebut hingga anak tersebut kembali ke kelas. Akupun kembali mengambil pulpen dan secarik kertas yang masih kosong dan muali aku mendeskripsikan tempat-tempat yang ada di tk itu, mulai dari pagar, ruang hingga sampai tempat bermain kutulis semua kedalam kertas.
Tangankupun mulai berjalan menuliskan huruf demi huruf hingga membentuk kata dan kurangkai menjadi kalimat dan terus berkembang, hingga ahirnya akupun menyelesaikan tulisanku. Lega rasanya tulisanku udah siap, mulai kulipat kertas yang berisikan tulisan yang ku buat dan kumasukan ke kantong saku celanaku dan akupun kembali menghampiri mono.
“udah siap…?” aku bertanya semangat
“udah kamu…?”
“udah juga. Yok balik…?”
Kamipun kembali keruangan dan duduk di kursi yang berada paling sudut di belakang. Akupun mulai menanyakan kepada mono tentang apasaja yang telah ia tulis. Kamipun mulai membahasnya hingga ahirnya kamipun di perhatiakn oleh dosen pembimbing kami
“mono…!” tegur dosen pepembimbing
Kamipun terdiam dan mulai menalihkan perhatian kami kepada dosen yang ada di depan. Hingga ahirnya mulailah membacakan hasil pengamatan yang telah kami selesaikan masing-masing.
“coba yang paling sudut, baca…!”
“saya pak….!” Jawabku
“ia… kamu, yang keras bacanya biar semuanya dengar”
“ia pak…” jawabku
Dengan tulisan yang masih penuh dengan coretan yang belum di susun aku mulai membacanya,belum setengahpun yang aku baca dari hasil yang aku peroleh aku sudah di suruh berhenti
“cukup…” kata dosen pembimbingku
“alhamdullillah” ucapku dalam hati
Namun, tak aku duga dosen pembimbingku menanyakan kepada semua teman ku dari hasil yang telah aku bacakan tadi
“itu yang di baca teman kalian paragraph narasi atau deskripsi…?”
“deskripsi pak…!” seru semua temanku.

 :: Note: Bambang Sutrisno adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unsyiah.

0 komentar:

Posting Komentar